PandeglangMitrapolisi.Com Viral suara Voice Note atau Voice Massage yang tersebar di media sosial group WhatsApp membuat ratusan LSM dan Ormas di Pandeglang- Banten, tersinggung, karena dianggap telah menebarkan kebencian terhadap organisasi.
Dalam Voice Note (VN) tersebut mengatakan ”pokoknamah jaman kuari mah doangna dek mukaan pintu neraka, rek ngasup-ngasupkeun kana naraka, eweuh nu ngaradig jadi nanaund geh, LSM doang tai, pagawean LSM eweuh nungaradig, eweuh kebehgeh eweuh, mana bangun desa nu pagawean desa menang LSM menang ngawal LSM, mana eweuh, paling geh mentaan duit, eta LSM, jurig LSM eta, Juriiig LSM” bahas sunda.
Suara VN tersebut berdasarkan data yang yang dihimpun oleh awak media, berasal dari seorang penceramah KH. Endi Efendi/ Ki Baduy yang beralamat di Wilayah Kecamatan Cikeusik dengan nomor WhatsApp 0857 1825 9110.
Dampak suara tersebut banyak pihak merasa tersinggung dan merasa dirugikan, karena ucapannya tanpa dasar, hal nya yang diungkapkan oleh salah satu Aktivis Jamp- Banten Sujana Akbar.
Sujana Akbar, menegaskan suara yang saat ini viral membuat ratusan LSM dan Ormas tersinggung dan geram, karena ucapan tersebut dianggap telah menebarkan kebencian, terlebih kata Sujana, VN tersebut keluar dari seorang penceramah atau orang yang di tauladani oleh masyarakat banyak.
Jelas kata Sujana, ini membuat kegaduhan serta ketidak kondusifkan antara lembaga, oleh sebab itu, Sujana mendesak kepada pihak Kepolisian Resort Pandeglang untuk segera mengamankan seseorang yang diduga telah mengatakan itu melalui media sosial WhatsApp.
” Sebelum mosi kami yang tergabung diratusan LSM tidak terkontrol, lebih baik pihak kepolisian segara mengamankan orang tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, usai viral akhirnya, KH. Endi Efendi mengeluarkan klarifikasinya, dia mengatakan “Assalamualaikum Wr.Wb. perkenalkan nama saya Endi Efendi dalam hal ini bahasa saya di atas tentang LSM, yang di maksud saya, itu bukan keseluruhan LSM tetapi Oknum yang di maksud saya, maksudnya oknum LSM mungkin saya tidak kesatu kontrol, kekesalan terhadap oknum, yang mungkin satu dua yang saya liat kinerjanya begitu, mungkin itu dampak kekesalan, jadi yang kami inginkan LSM mengawal sampai bangunan itu sampai selesai, dan pegawai desa terkontrol, namun yang saya temui bukan seperti itu, sekali lagi saya atas nama pribadi mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh LSM, mungkin itu karena kebodohan saya” tuturnya.
Somantri