Scroll untuk baca artikel dibawah
Example floating
Example floating
ArtikelBerita

Ribuan Santri Kepung Mapolda Yogyakarta, Buntut Penusukan 2 Santri Pesantren Krapyak

245
×

Ribuan Santri Kepung Mapolda Yogyakarta, Buntut Penusukan 2 Santri Pesantren Krapyak

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Yogyakarta mitrapolisi.com

Example 300x600

Ribuan Santri Kepung Mapolda Yogyakarta, Buntut Penusukan 2 Santri Pesantren Krapyak. Ribuan santri dari berbagai wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta ini mendatangi Markas Polda DIY, Sleman, Yogyakarta, Selasa (29/10/2024), untuk menuntut penuntasan kasus penusukan dua santri Ponpes al-Munawwir Krapyak Yogyakarta Selasa pagi 29 Oktober 2024.

Markas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Mapolda DIY) dikepung ribuan massa santri dari berbagai daerah. Selain berasal dari pondok pesantren, massa santri juga berasal dari jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DIY, GP Ansor, Muslimat, Fatayat, hingga IPNU-IPPNU DIY. Mereka mendatangi Mapolda Yogyakarta sekitar pukul 09.00 WIB menggunakan kendaraan sepeda motor, bus, mobil pribadi hingga angkutan umum lainnya.

 

 

Aksi massa santri di Mapolda tersebut buntut dari penusukan terhadap dua santri Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Mereka menuntut penuntasan kasus penusukan dua santri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta yang terjadi pada Rabu malam 23 Oktober.

Peristiwa penusukan tersebut bermula saat sekelompok remaja berjumlah sekitar 25 orang sedang nongkrong-nongkrong di di sisi timur Jalan Parangtritis, Brontokusuman,Yogyakarta.

Diduga kuat para remaja tanggung tersebut sedang berpesta minuman keras (miras) di area sebuah kafe di Kawasan itu. Selang berapa lama sejumlah remaja mabuk tersebut mendatangi tempat pedagang sate yang tak jauh dari kafe. Tiba-tiba, para remaja tersebut menusuk dua santri yang tengah membeli sate menggunakan senjata tajam. Tak hanya menusukkan benda tajam, sejumlah remaja juga mendaratkan pukulan benda keras ke tubuh korban. Akibat penusukan itu dua santri Pondok Pesantren Krapyak, mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuh mereka.

Diketahui, korban pertama adalah SF (19),

santri kelahiran Rembang, Jawa Tengah yang mengalami luka robek di bagian perut sebelah kiri yang mendapatkan tiga jahitan.

Sedangkan korban kedua adalah MA (23), santri dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang mengalami luka-luka di bagian kepala, tangan, dan kaki akibat pukulan benda keras. Dalam orasinya, Koordinator aksi Abdul Muiz di halaman Mapolda DIY

mendesak aparat penegak hukum untuk segera menangkap semua pelaku. “Juga memprosesnya secara hukum dan menyeretnya ke pengadilan guna mempertanggungjawabkan perbuatan mereka,” tegas Abdul Muiz.

FTak hanya soal penusukan santri, lebih substantif lagi Abdul Muiz mendesak agar Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DIY

tentang pengendalian, pengawasan minuman beralkohol, serta pelarangan minuman oplosan segera ditinjau ulang dan revisi. “Agar lebih efektif dalam mencegah tindak kriminal yang disebabkan oleh konsumsi miras,” tandas tokoh muda yang juga Ketua PW GAnsor Yogyakarta itu. Sementara itu, Ketua PWNU Provinsi Yogyakarta KH Zuhdi Muhdlor menambahkan, kedatangan ribuan santri ke Mapolda DIY bukanlah bentuk unjuk kekuatan. Sebaliknya, pihaknya bersama ribuan santri memberikan dukungan kepada aparat kepolisian untuk segera menuntaskan penanganan kasus penusukan dua santri dan memberikan hukuman setimpal. “Kita bukan untuk show of force, tapi show of love kepada Pak Kapolda,” kata dia seraya mengatakan, kasus penusukan 2 santri Pesantren Krapyak adalah kado menyakitkan di Hari Santri 2024. Merespons tuntutan massa, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengaku bertanggung jawab penuh terkait kasus penuntasan yang dialami dua santri.

“Kejadian kemarin sungguh mengagetkan kami, dan yang pertama saya menyampaikan rasa simpati dan perasaan menyesal atas peristiwa itu dan saya menyatakan tanggung jawab atas peristiwa tersebut,” ungkap Suwondo. Suwondo menjelaskan hasil penanganan kepolisian terkait kasus tersebut. Awalnya polisi berhasil menangkap dua orang pelaku, hasil pengembangan akhirnya menjadi 5 orang. Upaya perburuan pun berlanjut, hasilnya pada Senin malam 28 Oktober 2024 polisi kembali menangkap 1 terduga pelaku. “Untuk pelaku yang melakukan penusukannya tertangkap tadi malam pukul 23.00 WIB,” ucap Kapolda. ***

 

Wakahum pers (Anggi permana)

 

 

Example 120x600