Sumenep||mitrapolisi – Alih-alih membawa harapan baru bagi masyarakat desa, proyek irigasi di Jl. Merpati Gg. V RT.02/RW.08, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep justru menuai tanda tanya besar. Pekerjaan yang tengah berlangsung pada Kamis (2/10/2026) itu dinilai sarat masalah, mulai dari ketidaktransparanan hingga dugaan penggunaan material yang tidak sesuai standar.
Sorotan utama terletak pada ketiadaan papan informasi proyek. Publik tidak mengetahui siapa pelaksana kegiatan, berapa besar anggaran, maupun sumber pendanaan. Padahal, papan informasi merupakan instrumen dasar keterbukaan publik yang wajib ada pada setiap proyek pembangunan.
“Dari awal pekerjaan itu memang tidak ada papan informasinya. Lihat saja sendiri pekerjaannya seperti apa di lokasi,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Lebih mencurigakan lagi, hasil penelusuran di lapangan menunjukkan penggunaan material yang diduga asal-asalan. Pasir lokal menyerupai tanah liat dan batu putih—yang biasanya dipakai untuk bangunan rumah—digunakan sebagai bahan utama dinding irigasi. Sementara pada bagian luar, plasteran dinding ditutup dengan pasir hitam, seolah-olah untuk memberi kesan material sesuai standar konstruksi.
Praktik ini memicu kekhawatiran warga soal ketahanan bangunan irigasi dalam jangka panjang. “Kalau kualitasnya begini, jangan-jangan irigasi baru ini cepat rusak. Uang rakyat yang dipakai bisa terbuang sia-sia,” keluh warga lainnya.
Aktivis muda Sumenep, Pras, menegaskan bahwa kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan. Menurutnya, transparansi bukan sekadar pilihan, tetapi kewajiban dalam tata kelola pemerintahan desa.
“Pembangunan yang baik bukan hanya soal fisik yang berdiri, tetapi juga kepercayaan yang tumbuh. Dan kepercayaan hanya bisa hadir jika keterbukaan menjadi fondasinya,” tegas Pras.
Ia mendesak agar pihak desa segera memberikan klarifikasi resmi, sekaligus membuka ruang bagi masyarakat untuk ikut mengawasi. Selain itu, audit teknis dan administratif perlu segera dilakukan agar tidak menjadi preseden buruk bagi pembangunan desa di masa depan.
Sementara itu, Pj. Kepala Desa Pamolokan, Ahmad Sayadi alias Didik, saat dikonfirmasi media tidak memberikan jawaban detail. Ia hanya mengarahkan agar wartawan langsung menemuai Pak Adam, selaku pelaksana kegiatan di lapangan.
“Waalaikum salam, mohon maaf baru ngebales, langsung saja konfirmasi ke Pak Adam (ketuanya), orangnya setiap hari ada di lokasi,” singkat Didik melalui pesan singkat. (Amn)