Surabaya,Mitrapolisi.com – Belum sepekan terbentuk, sejumlah anggota dan pengurus Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Wilayah Pamekasan, Madura. Mendatangi kediaman Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur di Taman Hayam Wuruk, Wonokromo Surabaya. Pada Sabtu (04/06/2023).
Tujuan kedatangan jurnalis itu, ingin adanya perubahan tentang dunia jurnalis di kotanya. Selain perubahan, mereka juga menceritakan maraknya fenomena profesi wartawan dibuat untuk menakut-nakuti atau sebagai penjaga tempat-tempat yang dianggap melakukan pelanggaran.
“Banyaknya pemegang kartu pers namun tidak dapat membuat karya tulis atau suatu berita. Modusnya mengaku wartawan dan hanya berbekal kartu pers, tanpa produk jurnalistik sudah bisa dapat ‘cuan’ itu ucapan pernyataan mereka. Itulah alasan kami datang dan ingin menjalankan program KJJT di Pamekasan.” Keluh Sawaluddin Ketua KJJT terpilih Wilayah Pamekasan.
Belum lagi mereka yang banyak dilebeli sebagai wartawan bodrek, wartawan tanpa memiliki karya tulis atau tak pernah menulis berita. Menurutnya, semua yang menyandang gelar profesi wartawan pastinya terdampak, akibat ulah cara bekerja oknum yang dianggap kurang profesional.
Ditambahkan Sawaluddin, ada lagi rekan yang lain, mereka hanya dibekali kartu pers tanpa diberi ilmu pendidikan jurnalistik oleh perusahaan media yang mereka bekerja.
“Oleh karena itu, rekan-rekan yang ada di Pamekasan sepakat ingin mengajak secara bersama-sama untuk bergabung di organisasi/perkumpulan wartawan, khususnya komunitas jurnalis jawa timur yang memang fokus di dunia pendidikan jurnalistik,” terangnya.
Selain pendidikan, rekan jejak KJJT yang selama ini kami monitor adalah kekompakan dan solidaritas, KJJT juga sangat memperhatikan rekan jurnalis yang menjadi korban kekerasan, intimidasi, pengancaman, pelecehan profesi dan bahkan jika ada rekan seprofesi terjerat kasus ataupun mati terbunuh, KJJT selalu ada untuk itu semua.
“Kami ingin bergabung dan segera mengajak rekan-rekan untuk belajar,” ucapnya.
Usai mendengar cerita dan keluhan mereka Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur juga menyampaikan, jika fenomena yang disampaikan rekan jurnalis dari Pamekasan itu juga pastinya terjadi di kota-kota lainya.
“Ini adalah sebuah proses, tidak hanya di Pamekasan, Surabaya dan daerah-daerah lainya juga terjadi fenomena seperti itu. Meski diakui, kata Ade. Memang sulit untuk menghilangkan nilai dan anggapan itu semua. Namun setidaknya dengan mengikuti pendidikan jurnalistik dan belajar secara berkala bersama wartawan senior yang ada di KJJT dapat mengurangi anggapan yang kurang baik selama ini terhadap profesi kita, saya rasa program komunitas kami salah satu jawaban dari rekan-rekan,” kata Ade (04/06/2023).
Masih kata Ade, ini adalah salah satu upaya tanggung jawab sebagai organisasi/lembaga/perkumpulan pers atas keresahan di dunia jurnalistik yang selama ini yang terjadi. Bentuk upaya KJJT adalah mengadakan diskusi belajar secara terus menerus untuk anggota.
Lebih lanjut ketua umum itu, selain belajar pastinya akan ada pembekalan untuk anggota yang tergabung. Kemudian diadakan diskusi publik untuk menambah wawasan dengan membahas permasalahan yang ada.
“Oleh karena itu rekan-rekan tidak usah terlalu jauh berfikir apa yang selama ini terjadi, fokus dengan kita belajar. KJJT memikirkan regenerasi dari profesi ini, apa yang terjadi selama ini anggap saja sebuah proses,” tuturnya.
Ibarat nasi sudah jadi bubur, kalimat itu disampaikan langsung oleh Ade. Yang menyandang gelar yang sama di Profesi ini. Kendati demi kian kata Ade, berbagai asal-usul dan latar belakang yang berbeda, itu salah satunya, jadi dimulai dari sekarang belajarlah sebelum terlambat.
“Yang mau belajar adalah pemilik masa depan, begitu sebaliknya. Yang tidak belajar adalah pemilik masa lalu.” Pungkas Ade.
Perlu diketahui KJJT adalah sebuah organisasi/perkumpulan yang masih eksis melakukan kegiatan pendidikan jurnalistik kepada anggota, baik melalui online ataupun tatap muka. Kemudian mempersiapkan pendidikan khusus bagi anggota untuk melakukan uji kompetensi.
KJJT juga akan melakukan forum diskusi untuk membedah suatu masalah secara rutin demi menciptakan sebuah komunitas yang menghasilkan anggota yang memiliki kemapuan menulis dibidang jurnalistik.
Sumber : Divisi Humas
KJJT