Mitrapolisi.com || Indramayu – Forum Solidaritas Dharma Ayu (F-SODA) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Kabupaten Indramayu Jawa Barat, pada Kamis (24/08/2023).
Diselenggarakannya aksi unjuk rasa tersebut lantaran pihak dari PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu dianggap tidak mengindahkan atas surat permohonan audiensi yang sudah dilayangkan oleh pihak F-SODA sebanyak dua kali.
Adapun isi tuntutan aksi unjuk rasa F-SODA terhadap PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan dalam surat pemberitahuan yang sebelumnya sudah dilayangkan kepada pihak Kepolisian Polres Indramayu, diantaranya sebagai berikut.
1. Adanya dugaan premanisme sistem kelompok/golongan/ perusahaan tertentu yang memonopoli pekerjaan-pekerjaan yang ada didalam PT.KPI Balongan sehingga hal ini menimbulkan dampak-dampak terhadap kesejahteraan tenaga kerja dan azaz keadilan serta keterbukaan.
2. Transparansi alokasi Coorporate Social Responsibillity (CSR).
3. Adanya dugaan banyak perusahaan milik orang dalam.
4. Recruitment pegawai tetap pertamina.
5. Regulasi terkait kontrak kendaraan roda 4 maupun yang lebih besar dan juga kontrak alat berat diduga ada ketidak konsistenan.
6. Pengelolaan limbah
7. Pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat.
Dalam aksi unjuk rasa F-SODA yang berlangsung selama beberapa jam tersebut menuai kekecewaan para peserta demonstran lantaran pihak PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan dianggap bersikap kurang baik, dengan mengajak diskusi diruang pos security setempat.
Selain itu, kekecewaan pihak F-SODA juga muncul terhadap pihak pengamanan lantaran digunakannya senjata laras panjang pada saat melakukan pengamanan para peserta aksi unjuk rasa di Kantor PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Kordinator Umum F-SODA, M.Arifin, pada Kamis (24/08/2023). Menurutnya, sikap pihak PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan dianggap kurang baik dimana menempatkan peserta aksi ditempat pos security dalam rangka bernegosiasi.
Selain itu, lanjut M.Arifin, pihaknya merasa kecewa terhadap pihak pengamanan dengan menggunakan senjata laras panjang saat mengamankan peserta aksi unjuk rasa. Hal itu dianggapnya seakan-akan sedang menghadapi para teroris yang akan menimbulkan keributan.
“Kami atas nama F-SODA kecewa atas sikap PT.Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu karena menempatkan kami di ruangan pos security dalam rangka negosiasi, dan kenapa pihak pengamanan sampai menggunakan laras panjang, kami ini bukan teroris.” Ungkapnya dengan sesal.
Sementara, Sekjen F-SODA Winata menambahkan bahwa pihaknya akan mengadakan aksi unjuk rasa jilid 2 lantaran demonstrasi pertama dianggap belum ada sikap yang memuaskan dari pihak PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu.
Winata juga berharap agar supaya oknum-oknum yang bertanggung jawab di PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu diantaranya bagian General Manager (GM) dan Humas agar supaya dicopot dari jabatannya karena dianggap kurang baik dalam hal menjalankan tupoksinya.
“Aksi yang pertama ini belum ada sikap yang memuaskan dari pihak PT. Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan Indramayu, sehingga kami akan mengadakan aksi jilid selanjutnya, hasil dari musyawarah kesepakatan seluruh Ketua Ormas dan LSM yang tergabung dalam F-SODA berharap bagian GM dan Humas dicopot karena tidak bisa menjalankan tupoksinya.” Tandas Winata dengan tegas.
(Tio)