Ketapang Kalbar, Mitrapoli.com.
Syafarahman angkat bicara terkait Beredar informasi viral seorang warga bernama Agustino(40)Kecamatan Nanga Tayap tewas ditempat ditembak oknum anggota Polsek Tayap. 9/04/2003
Via Pesan WhatssApp Syafarahman mengatakan “berdasarkan hasil investigasi kawan kawan jurnalis dari sumber yang akurat dari saksi mata langsung, jujur saya sedih dan ikut berduka yang sedalam dalamnya, semoga almarhum di tempatkn di syurganya Allah dan keluarga diberi ketabahan.
Syafarahman ketua DPD PANI Kalbar mengatakan “aksi heroik oknum polisi yang menembak mati orang tak bersalah itu patut di acungi 1000 Jempol karna seharusnya Anggota Polisi yang kewajibannya mengayomi, melindungi dan memberikan keadilan dalam pelayanan keamanan dan hukum sudah di jalani dengan terbalik, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah Polisi saat ini sudah beralih fungsi menjadi algojo para pengusaha, apakah hukum ini hanya milik orang kaya.
Selanjutnya Daeng Spareng Akrabnya Syafarahman mengatakan “sunghuh tindakan Oknum Polisi tersebut akan menambah daftar panjang raport merah kinerja Polisi yang katanya Presisi, seharusnya melindungi malah mengexekusi.
Si Anak Desa ini juga meminta “tangkap sipemilik Exavator dikarenakan telah mengirim orang dan Oknum Polisi yang menyebabkan Kematian Almarhum.
Sianak Desa Ini Juga meminta kepada Kapolda agar dua orang oknum polisi tersebut di pecat secara tidak hormat serta di hukum berat karna dengan sengaja membunuh orang tak bersalah.
“Berharap Polri melakukan tes kelayakan Kepemilikan Senpi baik mentalnya dan tugas serta fungsinya sehingha tidak ada lagi korban berjatuhan akibat Oknum yang mau di atur atur Cukung sehingga berani melawan Undang – Undang.
Seperti di lansir beberapa media Kejadia sadis itu tepatnya di depan rumahnya sendiri yang beralamat di Jalan Pertanian, Dusun Sebuak, Desa Nanga Tayap, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, yang berakibat korban tewas di tempat dengan 2 proyektil menembus dada dan bagian lehernya pada Jumat(07/04/2023) sore.
Mirisnya,,, penembakan itu dilakukan dengan brutal dihadapan istri dan anak korban yang masih dibawah umur(7tahun). Hal tersebut dituturkan oleh istri dan keluarga almarhum.
” Saya menyaksikan sendiri kejadian itu, dan dua anak kami, dengan brutalnya. Ada 7(tujuh) kali tembakan, tembakan pertama langsung kena di dada suami saya dan langsung tersungkur ke tanah, ” Tutur istri korban saat diwawancarai di kediamannya Sabtu(08/04/2023) subuh(03:40).
Menurut penuturan Pihak keluarga korban saat di temui tim awak media di rumah duka, menerangkan kronologis berawal dari adanya dugaan penyerobotan lahan oleh pengusaha bernama Akiang.
“Awal mulanya ada tanah kami, peninggalan orang tua digarap oleh Akiang, yang menurut pengakuannya Akiang dia beli dari warga, namun dia beli dengan siapa..?? Sedangkan surat tanah(SKT) ada dengan kami dan kami tidak pernah merasa menjualnya, ” terang Mira (kakak kandung) almarhum.
Lanjut Mira menuturkan, dari adanya lahan yang digarap Akiang tersebut, almarhum berulang kali berusaha menemui Akiang untuk menanyakan dan minta diganti rugi atas lahan yang sudah digarap, namun yang bersangkutan tidak bisa ditemui, hingga berujung almarhum menahan Unit Excavator mini milik Akiang dengan harapan Akiang mau datang ke rumahnya untuk kejelaaan dan penyelesaian masalah.
” Akiang ditemui tak bisa, kebetulan ada alatnya di belakang, maka ditahanlah oleh almarhum dengan harapan dia mau menemui, namun bukan Akiang yang datang malah dia mengirim orang lain sehingga kemaren terjadi cekcok antara almarhum dan oknum polisi sampai adik saya ditembak di dada dan lehernya, ” lanjut Mira.
Mira menambahkan, di lahan yang digarap Akiang sudah ada dibangun gedung walet.
Di tempat yang sama, istri korban menerangkan dan menceritakan kronologis suaminya sampai meninggal ditembak Polisi ke awak media dengan ditahannya alat berat merek Hitachi itu, berharap agar Akiang datang ke rumahnya, tidak disangka yang datang kerumahnya bukan Akiang melainkan rombongan anak buahnya Akiang, sekitar 10 orang beserta 2 orang