Sumenep||mitrapolisi – Sebuah surat terbuka yang dilayangkan oleh Ahmad Amin Rifa’i, aktivis pembela wong cilik, menyedot perhatian publik. Dalam surat tersebut, ia menyampaikan rasa hormat sekaligus kekaguman kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH., atas kepemimpinannya. Namun, di balik pujian itu, terselip peringatan keras agar sang Bupati tidak membiarkan nama baiknya tercoreng akibat ulah anak buahnya sendiri.
Amin menilai, selama ini Fauzi telah menunjukkan kepemimpinan yang pro-rakyat, berkomitmen terhadap keadilan, dan bekerja keras membangun kesejahteraan masyarakat Sumenep. “Bagi saya pribadi, Bupati Fauzi bukan hanya pemimpin, tapi teladan yang menyalakan harapan wong cilik,” tulisnya dalam surat yang ia tandatangani.
Namun, ia juga menegaskan ada ancaman serius terhadap reputasi Bupati Fauzi. “Nama besar seorang pemimpin bisa rusak bukan karena dirinya, melainkan karena lingkaran yang menodai niat baiknya,” tegas Amin.
Ia secara gamblang menyebut dua sosok yang dianggap menjadi sumber kegaduhan di Sumenep: Sugeng—yang kerap terlibat dalam polemik pengelolaan event daerah—dan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Mohammad Iksan.
“Persoalan demi persoalan terus bermunculan, gaduh demi gaduh tak pernah reda. Semua ini pada akhirnya mencederai kepercayaan rakyat kepada kepemimpinan Bapak Bupati,” tulis Amin dalam nada penuh harap sekaligus kecewa.
Amin pun mendesak agar Bupati segera mengevaluasi, bahkan mengganti keduanya. Menurutnya, keberadaan Sugeng dan Mohammad Iksan justru menjadi beban yang menghambat langkah besar Bupati dalam membangun Sumenep.
“Rakyat hanya ingin melihat Bupati Fauzi tetap bersih, tetap harum, dan tetap menjadi kebanggaan Sumenep. Jangan biarkan nama baik itu hancur oleh noda yang dibuat tangan lain,” pungkasnya.
Penulis: Redaksi