Sampang, mitrapolisi.com — Kinerja Polres Sampang kembali menjadi sorotan tajam publik, setelah Empat hari berlalu pasca peristiwa pembacokan brutal terhadap petugas SPBU di Camplong, tiga terduga pelaku penganiayaan belum juga ditangkap, situasi ini menimbulkan dugaan kuat bahwa Kapolres Sampang tidak memiliki nyali untuk bertindak tegas terhadap para pelaku.
Kasus ini bermula ketika korban, Hairuddin (29), petugas SPBU, diserang secara membabi buta oleh tiga orang pria setelah terjadi cekcok kecil akibat sistem barcode kendaraan yang gagal terbaca, akibat serangan itu, korban mengalami luka bacok serius dan kini dirawat intensif di RSUD Sampang.
Padahal, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV yang telah diamankan, identitas ketiga terduga pelaku sudah jelas, namun hingga kini, tak satu pun dari mereka diamankan oleh pihak kepolisian.
Keterlambatan ini memantik reaksi keras dari masyarakat dan pemerhati hukum. Mereka menilai, Kapolres Sampang terkesan ragu, bahkan takut, untuk menindak para pelaku yang diduga memiliki pengaruh tertentu.
“Kalau polisi saja tidak berani menegakkan hukum secara tegas, lalu bagaimana masyarakat bisa percaya? Bukti sudah ada, saksi sudah diperiksa, tapi pelaku masih bebas, ini bukan lagi lamban, tapi lemah nyali,” tegas Agus Sugito, pemerhati hukum asal Madura, Rabu (22/10/2025).
Menurut Agus, dalam kasus penganiayaan berat seperti ini, penyidik seharusnya bisa langsung melakukan penangkapan tanpa harus menunggu hasil pemeriksaan panjang.
“KUHAP sudah jelas, cukup bukti permulaan, polisi bisa langsung bertindak, kalau tidak berani, berarti ada sesuatu di balik kasus ini,” ujarnya tajam.
Hingga berita ini diturunkan, Polres Sampang hanya menyebut kasus masih dalam tahap penyelidikan, namun pernyataan itu justru menambah kecurigaan publik bahwa ada upaya pembiaran atau intervensi dalam proses hukum.
“Kalau Kapolres serius, seharusnya sudah ada tindakan nyata, jangan sampai publik menilai, hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” pungkas Agus Sugito.

















