Sumenep||mitrapolisi – Dugaan penyimpangan dalam pengelolaan dana event oleh Sugeng Hariyadi, Event Organizer (EO) Madura Culture Festival (MCF) 2025, ternyata tak hanya mencuat dalam penyelenggaraan acara utama. Kali ini, sejumlah panitia Festival Musik Tong-Tong di Sumenep juga mulai angkat suara.
Salah satu panitia yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan adanya ketimpangan honorarium yang mereka terima dibandingkan dengan besarnya anggaran event. Padahal, mereka terlibat aktif dalam berbagai persiapan dan pelaksanaan kegiatan festival tersebut.
“Kami hanya dibayar Rp50.000 per orang, padahal kegiatan itu besar dan anggarannya juga tidak kecil,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Ia menuturkan, dirinya bertugas sebagai panitia konsumsi dalam festival tersebut dan terlibat sejak awal rangkaian acara. Meski demikian, honor yang diberikan tidak sebanding dengan beban kerja.
Lebih lanjut, sumber itu menyebut bahwa kepanitiaan Festival Musik Tong-Tong berbeda dengan panitia MCF induk, namun tetap berada di bawah koordinasi Sugeng Hariyadi. Kondisi ini membuat setidaknya dua orang panitia lainnya mulai merasa resah, termasuk salah satunya yang merupakan purnawirawan TNI.
“Kami sudah mulai gelisah, apalagi ketika tahu anggaran yang dikelola besar, tapi panitia pelaksana hanya diberi uang transport seadanya. Ini tidak adil,” tambahnya.
Keresahan para panitia ini menambah panjang daftar dugaan kejanggalan dalam pengelolaan dana event yang ditangani oleh Sugeng Hariyadi. Sebelumnya, Sugeng telah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Sumenep atas dugaan penyalahgunaan anggaran MCF 2025 senilai ratusan juta rupiah.
Hingga kini, pihak Sugeng Hariyadi belum memberikan klarifikasi terkait keluhan dari panitia Festival Musik Tong-Tong maupun laporan resmi ke Kejari Sumenep. Namun, suara dari panitia lapangan mulai menguat, menandakan adanya gejolak internal dalam penyelenggaraan event budaya besar di Sumenep. (Amn)
